Pemimpin Yang Amanah
Oleh: Mas Jay
Kepemimpinan
menjadi bagian penting dan pokok pada setiap generasi kehidupan umat manusia. Agama
Islam sebagai rahmatan lil 'alamin telah dilengkapi dengan pedoman dalam hal
kepemimpinan yang diridhai Allah SWT. Sayidina Umar RA pernah berkata,
"Tiada Islam tanpa jamaah, tiada jamaah tanpa kepemimpinan, dan tiada
kepemimpinan tanpa ketaatan". Umat
Islam sebagai pewaris Alqur’an dan sunah sebagaimana yang disampaikan
Rasulullah SAW harus memeragakan kepemimpinan yang amanah dalam kehidupan
bermasyarakat.
Teladan kepemimpinan Rasulullah sendiri telah begitu jelas tersurat.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang meng harap (rahmat) Allah dan (ke datangan) hari
kiamat, dan dia banyak menyebut Allah." (QS al-Ahzab : 21).
Rasulullah SAW
sebagai sosok pemimpin negara yang juga adalah seorang mu'allim dan murabbi
telah menjabarkan secara detail kiat-kiat kepemimpinan yang amanah, penuh kasih
sayang, dan peduli terhadap nasib rakyat tanpa terkecuali. Dan Allah SWT
berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerima nya." (QS an-Nisa : 58).
Kiat pemimpin
amanah yang telah dicontohkan Rasulullah dimulai dari berlaku kasih sayang
kepada siapa pun, sekalipun itu musuh. Dengan kasih sayang, seorang pemimpin
dapat melayani seluruh rakyatnya tanpa membeda-bedakan satu dengan lainnya.
Rasulullah SAW bersabda, "Tunaikanlah amanah terhadap orang yang mengamanatimu
dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu." (HR Ahmad
dan Abu Dawud).
Kiat selanjutnya,
pemimpin harus memahami perasaan rakyatnya. Di riwiyatkan, pernah suatu ketika
Rasulullah diundang oleh seorang sahabat untuk makan bersama. Hanya Rasulullah
yang diundang karena si pengundang melihat beliau dalam ke adaan sangat lapar.
Namun Rasulullah
justru mengajak sahabat-sahabat yang kala itu memang sedang duduk-duduk bersama
beliau. Setibanya di rumah peng undang, Rasulullah mempersilakan para sahabat
makan terlebih dahulu dan beliau makan yang terakhir. Muk jizat Rasulullah
berlaku. Makanan yang seharusnya hanya cukup satu orang mampu mencukupi banyak
perut orang-orang saleh yang hadir di rumah itu.
Pesan moral juga
pernah disampai kan khalifah Umar bin Khattab dan sangat relevan jika ditujukan
ke pada semua orang yang diberi amanah kepemimpinan. Sayidina Umar RA berkata,
"Jika rakyatku kelaparan, Umar orang yang harus pertama kali merasakannya.
Jika rakyatku merasa kenyang, Umar orang yang harus terakhir
merasakannya."
Sungguh banyak
kiat kepemimpinan yang berlandaskan keimanan, kepedulian, dan kasih sayang demi
meraih keberkahan dan kebaikan bagi seluruh umat. "Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian, jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia kepada
Allah (Alquran) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibat nya." (QS an-Nisa : 59).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar