Oleh: Mas Jay
Kegiatan
bernama “belajar” tentu sudah kamu akrab sedari kecil. Duduk di depan meja belajar,
berusaha menyelesaikan tugas, menghafal materi yang akan di ujikan besok,
latihan dengan beragam tipe soal, sering membuatmu harus bersabar menahan
pening. Atau tipe belajar jenis lain: ketika kamu tidak hanya harus menggunakan
otak melainkan juga anggota tubuhmu untuk menguasai sesuatu. Main basket atau
mempelajari instrumen musik, misalnya. Pertanyaannya, apakah intensitas kita
belajar sebanding dengan efektivitas metode belajar yang kita lakukan?
1. Perlakukan proses persiapan belajar seperti persiapan maju ke medan perang. Siapkan segala keperluan yang dibutuhkan, jangan sampai ada yang ketinggalan
Banyak orang
berpikir kalau mau belajar ya tinggal belajar, padahal itu salah besar. Seperti
olahraga, belajar merupakan kegiatan yang membutuhkan energi yang
lebih. Saat belajar, otak kita bekerja keras untuk mencerna dan mempelajari
yang hal-hal baru yang belum kita kuasai. Maka itu, sebelum belajar kamu wajib
mempersiapkan amunisi.
Beberapa
persiapan yang dibutuhkan untuk belajar adalah lokasi, waktu, materi,
dan yang paling sulit adalah motivasi belajar. Lokasi belajar yang terbaik
adalah lokasi dengan sedikit distraksi, seperti perpustakaan atau tempat yang
hening. Hindari belajar di tempat tidur (karena rawan godaan untuk tidur)
atau tempat yang ramai, karena belajar membutuhkan fokus yang tinggi.
Menentukan
waktu terbaik untuk belajar juga tak kalah penting. Coba identifikasi dirimu
terlebih dahulu, apakah kamu termasuk tipe yang lebih aktif pada malam hari
atau pagi hari. Belajar membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi, karena
itulah belajarlah pada waktu di mana waktumu yang paling aktif.
Bekali
juga dirimu dengan daftar rinci materi yang harus dipelajari saat itu, lengkap
dengan bahan yang sudah dibundel rapi.
2. Jadilah orang yang teguh hati demi menghindar dari segala bentuk distraksi. Khusyuknya proses belajarmu akan menentukan prestasi
Jauhkan
sejenak hal-hal yang berpotensi menimbulkan distraksi bagi konsentrasimu saat
sedang belajar, seperti ponsel dan internet. Saya juga menyarankan untuk tidak
mendengarkan musik saat sedang belajar, terutama musik dengan lirik.
Multitasking adalah hal yang sangat dilarang saat belajar.
Kemampuanmu
fokus dan bekonsentrasi akan sangat menurun saat belajar sambil melakukan
hal-hal yang lain. Jika kamu beralasan menggunakan musik untuk
menghilangkan suara berisik di sekitarmu, lebih baik kamu mengalah dan angkat
kaki. Cari saja tempat yang lebih kondusif dan belajarlah di sana.
Jauhkan
ponselmu karena kemungkinan besar konsentrasimu akan teralihkan saat
kamu mendengar dering ponsel, kamu jadi reflek untuk membaca dan membalas sms.
Begitu juga dengan internet, kalau bisa dihindari atau dimatikan, karena
internet akan membuatmu tergoda untuk berselancar di dunia maya, hingga kamu
menomorduakan kegiatan belajar yang sebenarnya lebih penting.
3. Jika konsentrasi susah didapat gunakan teknik Pomodoro agar fokusmu terpaksa lekat
Teknik
ini mungkin terdengar asing buatmu, namun ini sudah banyak diaplikasikan
orang-orang di luar negeri. Teknik Pomodoro merupakan turunan dari hasil
penelitian yang menemukan bahwa manusia rata-rata bisa mencapai fokus
terbaiknya selama kurang lebih 25 menit.
Penerapan
teknik ini juga tidak sulit. Pertama-tama, set timer di alarmmu selama 25 menit.
Nah, selama 25 menit ini, berikan fokusmu terhadap materi pelajaran hendak
kamu pelajari. Setelah 25 menit, berhentilah sejenak, selingi dengan
kegiatan lain yang bisa menyegarkan pikiranmu selama 5-10 menit.
Saat
break time ini, kamu boleh mengecek media sosial, jalan-jalan, main game
ringan, dan apa saja. Setelah itu, kembalilah untuk belajar selama 25 menit
lagi. Awalnya mungkin akan terasa susah, tetapi cobalah untuk terus
membiasakannya.
4. Triple combo agar semua bahan cepat tercerap: baca materi yang harus kamu pelajari dalam hati- baca dengan suara keras tuliskan ulang materi dengan tangan
Ada
yang mengatakan bahwa tipe belajar manusia itu ada 3, yakni tipe auditorial,
visual, atau tipe kinestetik. Tapi faktanya adalah, semakin banyak indera yang
kita gunakan saat belajar, semakin banyak informasi yang bisa tercerap.
Cara
yang paling efektif adalah seperti ini, pertama-tama bacalah dan pahami materi
pelajarananya (visual), bacalah sambil mengucapkannya (auditorial), lalu
setelah itu tuliskan hal-hal yang kamu pelajari di buku catatan (kinestetik)
Fakta
tambahan, usahakan kamu menulis dengan tangan selama proses belajar. Dari
sebuah peneltian
menunjukkan bahwa menulis
dengan tangan jauh lebih menyerap informasi daripada mengetik. Jika
selama ini kamu hanya melakukan salah satu dari 3 teknik tersebut, tak ada
salahnya kalau kamu menerapkan 3 teknik tersebut sekaligus, dan rasakan sendiri
bagaimana dampaknya untukmu.
5. Tutup buku dan lakukan recall demi mengetahui “lubang menganga” dari pemahanmu. Hal ini akan membantu mengetahui materi mana yang harus kamu pelajari ulang
Setelah
selesai membaca dan mengingat materi-materi yang kamu pelajari, cobalah untuk
melakukan recall. Tutuplah bukumu dan coba ingat semua yang telah kamu
pelajari tanpa sedikitpun membukanya. Penting untuk tidak membuka buku,
karena kamu dapat masuk ke suatu kondisi yang disebut dengan ilusi
kompetensi.
Ilusi
kompetensi adalah suatu kondisi di mana kamu akan merasa telah mempelajari
materi tersebut, padahal pada kenyataannya kamu belum
pernah mempelajarinya. Dalam tahap recall ini, kamu akan
mengingat-ingat kembali apa yang telah kamu pelajari, dan berusaha mengkaitkan
pemahaman dari bagian satu ke bagian lain secara mengalir.
Pada saat
recall, kamu pasti akan menemukan suatu bagian yang belum kamu kuasai atau
lupa. Setelah kamu berusaha mati-matian mengingat tapi ternyata tidak
bisa, barulah buka buku dan cari jawabannya, kemudian ulangi kembali mulai dari
awal. Recall dapat dilakukan dengan cara berbicara pada diri
sendiri, menulis, atau membuat tes kecil-kecilan.
6. Materi yang kamu pelajari menggunakan sistem kebut semalam juga akan lenyap dalam hitungan jam. Mencicil materi setiap hari bisa membuatmu hidup normal di masa ujian, tak harus seperti zombie
Percayalah,
semua materi yang kamu pelajari dalam semalam akan lenyap juga dalam
semalam. Padahal kita belajar bukan semata-mata agar lulus ujian, tapi untuk
bekal masa depan.
Seorang
atlet angkat besi saja tidak mungkin latihan hanya 1 hari sebelum perlombaan.
Mereka sudah latihan sejak lama dan juga sedikit demi sedikit tiap harinya
untuk membentuk otot yang diperlukan untuk perlombaan tersebut. Begitu juga
dengan otak kita.
Nah,
cara agar materi-materi yang sudah kamu pelajari tidak cepat menguap dari
otakmu itu sebenarnya mudah. Belajarlah dengan cara mencicilnya. Belajar
sedikit demi sedikit tiap hari, asalkan berkualitas. Luangkan waktu 1-2 jam
tiap hari untuk mengulang materi kuliah yang baru saja kamu pelajari tadi,
kemudian luangkan sekitar 30 menit di esok hari.
Penelitian
membuktikan, mengulang ulang materi pada hari yang sama termasuk cara yang
tidak efektif. Jika kamu sudah menguasai materi itu sepenuhnya pada hari itu,
stop mempelajari itu. Ulangi materi itu besoknya, dan lakukan secara
rutin.
7. Jangan keburu pesimis dulu! Sesulit apapun materi yang harus kamu pelajari yakinlah kalau kamu pasti bisa menguasainya sesuai tenggat waktu
Mungkin
kamu pernah menggerutu dan mengeluh seperti ini:
“Materi
itu sangat tidak kusuka karena itu bukan passionku” atau “Aku tidak
terlahir untuk matematika atau ilmu sains”.
Tapi
sampai sekarang tidak pernah ditemukan adanya gen manusia yang apat mempengaruhi
passion seseorang. Sampai sekarang belum ditemukan yang
namanya gen kedokteran, gen ilmu bahasa, atau gen kesenian.
Seseorang
pernah mengatakan kepada saya, “Jangan kejar passion Anda tapi perluas
passion Anda”. Artinya kita bisa menjadi apapun yang bisa kita inginkan.
Anggaplah kesulitan tersebut sebagai tanda bahwa Anda hanya perlu berjuang
sedikit lebih banyak dibanding yang lain. Ubah pikiranmu, buatlah mindset
bahwa kamu pasti bisa menjadi apapun yang kamu inginkan.
8. Gunakan teknik memory palace untuk memudahkanmu menghafal. Gabungan kreativitas dan kedekatanmu pada objek penghubung membuat proses menghafal terasa ringan
Kamu terkadang
harus menghadapi materi yang menuntut kemampuan menghafal tingkat tinggi. Nah,
untuk menghadapinya, kamu perlu menggunakan trik khusus agar bisa menghafal
lebih mudah. Ada beberapa cara mudah untuk menghafal sesuatu. Kamu bisa
menggunakan singkatan-singkatan atau membuat suatu “memory palace” di
otakmu.
Memory
palace adalah sebuah teknik yang pada awalnya sulit namun kalau sudah
sering dilatih bisa diterapkan dengan mudah. Bayangkan tempat yang sudah
sangat kamu kenal, seperti rumah, kampus, atau kamar kost. Misalkan
kamu diminta untuk menghafal ini, “Andi membawa 5 butir telur, 2 pisang, 3
apel, 1 kotak susu, 1 roti, 3 potong ayam, dan 3 gelas air putih”. Jika anda
menghafal per item tentunya akan sulit.
Sekarang
coba bayangkan ruang makan rumah anda, dan bayangkan di hadapanmu ada barang-barang
tersebut. Misal 5 butir telur di atas piring, di sebelahnya ada keranjang
dengan isi 2 pisang, dan 3 apel, dan seterusnya. Kamu akan jauh lebih
mudah mengingatnya. Semakin kreatif dan semakin aneh gambaran yang
kamu buat dalam pikiranmu, semakin mudah kamu mengingatnya.
9. Saat otakmu sedang tidak bisa fokus, itu menandakan dia sedang berada di fase difuse. Jangan memaksa diri, cari kegiatan lain yang membuat otakmu fresh kembali.
Otak
kita memiliki dua mode dalam pembelajaran, yaitu mode fokus dan mode difus.
Mode fokus adalah mode yang kita gunakan benar-benar fokus dan konsentrasi
penuh saat belajar. Mode difus adalah kebalikannya. Jadi, walaupun kedua mode
ini sangat bertolak belakang, tetapi keduanya kita butuhkan secara
bergantian. Inti dari mode difus adalah membiarkan pikiran kita terbang
melayang. Tapi, walaupun kita tidak sedang menggunakan otak kita, otak kita
masih tetap bekerja tanpa kita sadari.
Misal
kamu terjebak dalam suatu permasalahan matematika yang sulit kamu pecahkan
walau sedang fokus mengerjakannya. Kamu tak perlu memaksakan otakmu untuk
memecahkan jawabannya saat itu juga, tinggalkanlah sejenak karena otakmu
sedang berada dalam fase difus. Lakukan aktivitas apapun yang bisa
mengalihkan pikiranmu dari persoalan matematika tadi.
Setalah
otakmu merasa fresh kembali, kembalilah pada permasalahan tadi.
Kamu akan merasakan bahwa tiba-tiba seperti ada ilham yang masuk ke dalam
otakmu sehingga kamu bisa memecahkan jawabannya dengan mudah. Saat jawaban itu
muncul, catatlah dengan cepat karena pada fase difuse, karena hal-hal yang
muncul tidak akan bertahan dengan lama di dalam otak.
10. Bungkus kesuksesan belajarmu dengan waktu tidur yang cukup. Tidur lelap memberi kesempatan otakmu melakukan konsolidasi memori, yang membantunya menyerap semua materi
Terkadang
kita belajar sampai waktu tidur kita kurang, tetapi tahukah kamu bahwa tidur
yang cukup itu membuat belajarmu jadi lebih efektif? Saat tertidur, otak
menurunkan intensitas kerjanya. Penurunan intensitas kerja ini akan memberi
kesempatan terhadap otak untuk mengkonsolidasi semua ingatan yang telah kamu
ciptakan pada hari tersebut.
Sebuah
penelitian menggunakan model tikus pernah dilakukan untuk melihat fenomena ini.
Tikus tersebut diberi sebuah pelatihan, dan dilakukan pengambilan gambar pada
bagian otaknya sebelum tidur dan sesudah tidur. Saat dibandingkan, koneksi
antar neuron pada setelah tidur ternyata bertambah lebih banyak dibanding
sebelum tidur.
Ini
menunjukkan bahwa kita sebenarnya bukanlah orang yang sama saat sebelum tidur.
Inti dari penelitian tersebut adalah menunjukkan bahwa pada saat
tidur, terjadi proses konsolidasi memori yang masif dan terjadi penambahan
hubungan antar sel saraf yang banyak. Nah, sudahkan tidurmu cukup?
Itulah
tadi beberapa cara yang bisa kamu terapkan pada saat belajar. Dengan menggunakan
strategi belajar yang benar, kamu bisa mencerna ilmu dengan mudah tanpa harus
mengeluarkan banyak tenaga dan pikiran! Silakan mencoba dan selamat belajar
dengan cerdas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar