KASIH SAYANG MERUPAKAN DASAR
PENDIDIKAN
(oleh: Mas Jay)
Kasih
Sayang adalah suatu ikatan emosional yang erat antar orang satu dengan yang
lain atau dalam hal ini antara orang tua atau pengasuhnya dengan bayi.
Sedangkan pengertian kasih sayang menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1998)
adalah “suatu ungkapan perasaan cinta dan suka yang tulus tanpa mengharap
imbalan. Seperti kasih sayang orang tua kepada anaknya. Peran kasih sayang
dalam Pendidikan sangat dibutuhkan. pola hubungan antara pendidik dan terdidik
harus dilandasi atas dasar kasih sayang, mengapa? karena dengan kasih sayang
tujuan pendidikan akan berhasil.
Kasih sayang merupakan landasan dalam pendidikan. Urgensi kasih
sayang:
a) Kasih sayang sesama manusia, khususnya dalam dunia
pengajaran dan pendidikan, adalah hal penting.
b) Dunia pendidikan akan sukses dan makmur kalau ditempuh
dengan irama cinta, kasih sayang begitu penting karena dapat memicu ketaatan
dan kebersamaan.
d) Teguh tidaknya pendirian dan kebaikan perilaku seorang
anak bergantung banyak sejauh mana kasih sayang yang diterimanya selama masa
pendidikan.
e) Kehangatan cinta dan kasih sayang yang diterima anak-anak
akan menjadikan kehidupan mereka bermakna, membangkitkan semangat, melejitkan
potensi dan bakat yang terpendam, serta mendorong untuk bekerja/berusaha secara
kreatif.
Mengekspresikan
cinta dan kasih, Nabi Muhammad saw bersabda: “Ketika seseorang mencintai
saudaranya, maka hendaklah ia menunjukkan kecintaan yang tulus padanya, karena
dengan demikian ikatan dan persahabatan akan lebih baik dengannya.”. Pendidik
harus pandai mengekspresikan rasa kasih sayangnya kepada peserta didiknya.
Inilah referansi bagi seorang pendidik, baik Orang tua maupun guru. Tetapi
harus di ingat bahwa, mewujudkan kasih sayang bukan lah kasih sayang yang
ekstrim. Kasih sauyang yang ekstrim akan mencurahkan rasa cinta dengan
mengabulkan segala permintaan, misalnya, buah hati ingin A diturutkan, ingin B
diturutkan, bahkan apapun yang diinginkan buah hati diturutkan tanpa berfikir
panjang tentang risiko dan kegunaannya, hal ini justru akan berdampak negatif
bagi perkembangan anak.
Bersikap
adil dalam mencurahkan kasih sayang Nabi Muhammad saw bersabda: “Berlaku
adil-lah di tengah anak-anakmu sebagaimana kamu suka diperlakukan adil oleh
mereka, baik dalam kebaikan maupun dalam kasih sayang." Oleh karena itu,
menjaga persamaan di antara anak-anak dalam pendidikan adalah hal yang penting
dan ketika hal itu tidak diperhatikan akan memberikan efek negatif. Sahabat Ali
bin Abi Thalib berkata: “Hati manusia itu kejam, Barang siapa yang berbuat
lembut dan penuh kasih sayang terhadapnya maka hati tersebut akan tunduk dan
patuh padanya.”
Kasih
sayang adalah pola hubungan yang unik diantara dua orang manusia atau lebih.
Kasih sayang adalah kebutuhan asasi setiap orang. Anak-anak yang dibesarkan
dalam limpahan kasih sayang, akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan kuat.
Kasih sayang mempengaruhi kesehatan fisik. Anak-anak yang dibesarkan dalam limpahan
kasih sayang orang tuanya, tubuhnya lebih sehat dari anak-anak yang kurang
mendapatkan kasih sayang.
Kasih
sayang juga akan menyelamatkan anak-anak dari sifat kerdil. Anak-anak yang
kurang atau tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya akan tumbuh
sebagai anak yang merasa terkucilkan. Anak tersebut akan membenci orang tua,
orang lain dan kemungkinan besar akan menjadi anak-anak yang suka melakukan
hal-hal yang berbahaya. Dalam proses pendidikan di sekolah yaitu peran orang
tua digantikan oleh pendidik, pola hubungan mendidik perlu dilandasi oleh kasih
sayang dari pendidik kepada peserta didik agar terjalin ikatan perasaan yang
dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan
Kasih
sayang memiliki peranan yang penting dalam pengembangan ruh dan keseimbangan
jiwa anak-anak. Kondisi keluarga yang penuh dengan kasih sayang dapat
menimbulkan kelembutan sikap anak-anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan
keluarga yang penuh dengan kasih sayang dan perhatian akan memiliki kepribadian
yang mulia, senang mencintai orang lain dan berperilaku baik dalam masyarakat.
Kasih
sayang menciptakan kerja sama di antara manusia. Bila kasih sayang tidak ada
maka tidak akan terwujud persaudaraan di antara manusia, tak seorang pun yang
merasa memiliki tanggung jawab terhadap orang lain; keadilan dan pengorbanan
akan menjadi hal yang absurd utopis. Oleh sebab itu, sikap kasih sayang sesama
manusia, khususnya dalam dunia pengajaran dan pendidikan, adalah hal yang esensial.
Di samping itu, kasih sayang juga menyebabkan keselamatan jasmani dan rohani,
menjadi solusi tepat dalam memperbaiki perilaku amoral dan mengharmoniskan
hubungan manusia.
Allah SWT melukiskan konsep cinta dalam ayat Al-Qur'an dengan firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang bertakwa.” (Al Imran: 76).
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Al Imran:
138). Jadi, hubungan antar sesama manusia, khususnya anak-anak harus dibangun
berdasarkan bahasa cinta dan kasih sayang. Dunia pendidikan akan sukses dan
makmur kalau pelbagai jenjangnya ditempuh dengan irama cinta.
Kasih
sayang begitu penting karena ia memicu ketaatan dan kebersamaan. Dalam hal ini
Nabi saw bersabda: “Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya.”
Antara kasih sayang dan ketaatan memiliki ikatan kebersamaan. Yakni, kasih
sayang akan mewujudkan ketaatan dan kebersamaan. Ketika kasih sayang orang tua
tertanam dalam sanubari anak-anak maka mereka akan menjadi penurut dan pengikut
orang tuanya. Buah dari kasih sayang orang tua ini akan membuat anak-anak tidak
mudah mengabaikan tanggung jawab dan tugas yang di amanahkan kepada mereka.
Begitu
penting peran kasih sayang dalam pengembangan kepribadian dan keseimbangan jiwa
anak-anak. Teguh tidaknya pendirian dan kebaikan perilaku seorang anak
bergantung banyak sejauh mana kasih sayang yang diterimanya selama masa
pendidikan. Kondisi keluarga yang penuh dengan kasih sayang menyebabkan
kelembutan sikap anak-anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang
penuh kasih sayang dan perhatian akan memiliki kepribadian yang mulia, suka
mencintai orang lain dan berperilaku baik dalam masyarakat. Kehangatan cinta
dan kasih sayang yang diterima anak-anak akan menjadikan kehidupan mereka
bermakna, membangkitkan semangat, melejitkan potensi dan bakat yang terpendam,
serta mendorong untuk bekerja/berusaha secara kreatif.
Kecintaan
pada anak-anak dan remaja merupakan dasar ajaran Islam. Nabi Besar Muhammad saw
sangat mencintai anak-anak dan berbuat baik kepada mereka. Beliau bersabda:
“Cintailah anak-anak dan sayangilah mereka.” Maka, orang tua harus menunjukkan
ketulusan cintanya kepada anaknya, sehingga anak tersebut akan membalas positif
sikap demikian.
Anak-anak
dan remaja lebih membutuhkan kasih sayang dibandingkan orang dewasa. Dalam
dekapan kasih sayang, perasaan cinta dan kelembutan anak/remaja dapat
berkembang dengan baik dan akan berubah menjadi manusia yang ideal. Seorang
pendidik yang mengabaikan cinta dan kasih sayang, tidak akan mampu membangun
hubungan yang baik dengan peserta didiknya dan pendidik pasti gagal dalam menyampaikan
pesan-pesan pendidikan kepada peserta didik.
Metode
yang paling berpengaruh dan efektif dalam pendidikan adalah pendekatan kasih
sayang. Rasa cinta dan kasih sayang harus terlebih dahulu menjadi jaminan
ketenangan anak-anak di lingkungan keluarga sebelum berhadapan dengan berbagai
aturan dan keputusan yang dibuat oleh orang tua. Kebahagiaan dan ketenangan
jiwa anak-anak akan terpenuhi jika sebuah keluarga dapat menjadi pusat ekspresi
perasaan, kasih sayang, dan kecintaan
Seorang
pendidik harus melakukan berbagai peran dalam menjalankan suatu proses
pendidikan, diantaranya:
1. Pendidik sebagai pembimbing, dengan
kasih sayang yang diberikan oleh pendidik, peserta didik akan mendapatkan
bimbingan untuk menjalani kehidupan yang sedang dialami sekarang maupun bekal
kehidupan di masa yang akan datang. Dalam berbagai kasus tidak sedikit
ditemukan akibat tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, pendidik
ditempatkan sebagai tempat bertanya, mengadu, meminta pendapat, berkeluh kesah,
dan berlindung.
2. Pendidik sebagai pembentuk
kepribadian, tindakan-tindakan kriminal seperti mencuri, bunuh diri atau
kejahatan-kejahatan lainnya bisa dilakukan oleh seorang peserta didik akibat
kehilangan kasih sayang dari orang tua atau siapa saja. Kata “siapa saja” mengindikasikan
bahwa di samping orang tua ada pihak lain yang dapat menjadi penyebab hancurnya
kepribadian seorang peserta didik. Pendidik yang baik akan memperhatikan hal
ini sebagai bagian dari perannya dalam menjalankan proses pendidikan.
3. Pendidik sebagai tempat
perlindungan, akibat tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua, banyak anak
yang kabur dari rumah. Dalam tindakan ini, anak akan mencari perlindungan
kepada siapa saja yang dianggap dekat. Beruntung jika mereka mendapat tempat
berlindung pada orang yang berlatar belakang baik, tetapi jika sebaliknya maka
akan berakibat merusak masa depannya. Menyikapi kasus ini, jika seorang
pendidik dapat memberikan kasih sayang maka ada kecenderungan anak untuk
mencari perlindungan kepadanya. Pada kondisi ini, pendidik idealnya berlaku
bijaksana, mendengarkan masalah yang dihadapi anak, memberikan nasehat dan sekaligus mungkin menyadarkan tindakan yang dilakukan anak.
4. Pendidik sebagai figur teladan,
dalam kehidupan keluarga, orang tua pasti mencintai anak-anaknya. Tetapi kasih
sayang saja tidak cukup untuk memenuhi tuntutan psikologis anak-anak. Kasih
sayang harus terwujud melalui perilaku secara konkret. Kasih sayang yang
terwujud melalui perilaku secara psikologis akan dapat dirasakan oleh anak dan
dapat menjadi contoh atau tauladan. Seorang pendidik yang berperilaku ramah,
hangat, dan selalu tersenyum, tidak memperlihatkan muka kesal, merespon
pembicaraan peserta didik, dapat menumbuhkan kondisi psikologis yang
menyenangkan bagi peserta didik. Peserta didik tidak takut berbicara, dapat
mencurahkan isi hatinya saat menghadapi masalah dan peserta didik akan senang
melibatkan diri dalam kegiatan di sekolah. Perilaku peserta didik yang
terbentuk ini pada dasarnya merupakan hasil dari mencontoh atau mentauladani
perilaku yang diperlihatkan pendidik (Rahmat, 2010)
Pendidik
sebagai sumber pengetahuan, kasih sayang orang tua sampai kapan pun harus tetap
ada karena anak-anak sangat membutuhkannya. Dalam proses pendidikan yaitu
adanya transformasi pengetahuan sikap memberi dan melarang seharusnya dilakukan
dengan hati-hati terhadap peserta didik. Pengetahuan dapat merubah sikap dan
perilaku peserta didik. Dapat berubah positif apabila pengetahuan yang diterima
peserta didik sesuai dengan masanya dan sebaliknya apabila tidak sesuai maka
akan membentuk perilaku peserta didik yang negatif. Oleh karena itu, seorang
pendidik harus memahami bahwa dalam mentransfer pengetahuan harus didasari
dengan kasih sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar