Menggapai
Asa Mewujudkan Jatidiri
(oleh : Mas
Jay)
Siapa yang tak memiliki keinginan? Setiap detik dan setiap
malam yang telah lewat penuh dengan doa-doa dan harapan yang di panjatkan.
Dunia ini penuh sesak dengan impian sebab seorang insan memiliki keinginan yang
sangat tidak terbatas. Namun, di antara banyaknya keinginan tersebut, ada
berapa banyak yang bisa di realisasikan? Jawabannya tentu tidak banyak. Apa
sebabnya? Sebagian besar orang hanya berhenti pada keinginan sedangkan
hanya sedikit orang saja yang sibuk memperjuangkan keinginannya supaya menjelma
menjadi nyata.
Mereka yang diam-diam berjuang dalam sepi mengaburkan batas
antara mimpi dengan realita. Setiap waktu yang mereka miliki adalah usaha
menyibak sekat-sekat impian. Dan waktu menunjukkan keadilan-Nya. Hasil memang
tak akan pernah mengkhianati usaha. Sedikit demi sedikit keringat yang mereka
kucurkan membuahkan hasil yang teramat manis. Dan benarlah bahwa
kesulitan-kesulitan yang pernah mereka lalui hanyalah bumbu kehidupan yang akan
menjadi kenangan tak terlupakan.
Sedangkan sebagian besar orang yang menimbun mimpi tanpa
upaya realisasi tentu tak akan mendapatkan apapun. Keinginan hanya tinggal
ucapan. Mimpi hanya soal retorika. Sementara pencapaian mimpi membutuhkan usaha
yang tak pernah menjadi mudah.
Jadi semakin jelaslah bahwa hasil yang diperoleh bukan hanya
tentang keberuntungan. Ini tentang perjuangan yang tiada henti.
Pencapaian akan berpihak pada mereka yang merelakan
malam-malamnya tanpa tidur hanya demi menjaga keinginannya mewujud.
Pencapaian akan membela mereka yang tak pernah lelah untuk memantaskan
diri.
Untukmu yang sedang dalam upaya menggapai asa, jangan pernah
melupakan hal-hal ini demi diri yang pantas meraih cita.
1.
Temukan alasan yang kuat mengapa mimpi tersebut harus kau genggam
Coelho pernah bilang bahwa ketika dirimu menginginkan
sesuatu, seluruh semesta akan berkonspirasi mendukungmu. Jadi langkah pertama
yang wajib untuk engkau lakukan adalah memperjelas keinginan-keinginanmu dan
temukan alasan yang kuat mengapa kau perlu menggapainya. Tanam kuat-kuat alasan
tersebut dalam benakmu. Untuk apa? Agar kau tak mudah tumbang ketika
kesulitan-kesulitan mulai menyapamu.
Alasan yang kuat (strong why) laksana akar yang
mengokohkan pohon impian supaya tetap berdiri pada tempatnya, yang akan tidak
akan bergoyang sekalipun angin kencang berhembus menerpanya. Ini mungkin
membutuhkan waktu yang tidak sebentar namun akan sangat berguna untukmu kelak.
Percayalah.
2.
Hidup Laksana Medan Perang. Pasang Strategi Jitu!
Keburukan yang terorganisir akan menang dari kebaikan yang
tidak terorganisir. Kawan, proses mewujudkan keinginan tidaklah mudah. Akan
banyak kesulitan yang ditemui nantinya. Maka, engkau harus memiliki berbagai
strategi jika rintangan-rintangan berusaha menghalangimu. Engkau harus keluar
menjadi pemenangnya. Pejuang bisa menjadi seorang pemenang karena strateginya
paling unggul di medan perang. Begitu juga dengan dirimu dan impian-impianmu.
Tetapkan strategi-strategi yang jitu lalu terapkan. Jika
strategi A gagal maka pasang strategi B. Jika masih gagal, kau harus menyusun
strategi sampai Z kalau perlu. Terapkan strategi terbaik yang engkau susun.
Jangan putus asa.
3.
Jangan pernah berhenti belajar
Tidak ada kata terlambat dalam belajar. Belajar seperti apa
yang dimaksudkan? Tentu belajar tidak hanya dilakukan di bangku sekolah atau
kuliah. Belajar merupakan kata lain dari mengambil pelajaran tentang apa yang
diamati dan dilakukan.
Advertisement
Belajar bisa dilakukan dengan mendengarkan nasehat-nasehat
dari figur-figur yang telah berpengalaman. Timbalah ilmu dari mereka yang telah
melewati kesulitan dan mempunyai segudang pengalaman yang akan mereka bagikan.
Ini berguna untukmu agar melakukan hal yang tepat dan menghindari kesalahan.
Jangan malu untuk belajar bahkan kepada yang masih muda sekalipun.
Selain itu, belajarlah dari kesalahan dan kecerobohan yang
telah engkau perbuat. Supaya kau bisa mengambil pelajaran dari kesalahanmu.
Seorang manusia tak sepantasnya jatuh dalam lubang yang sama sebanyak dua kali.
4.
Ketika Sampai Pada Titik Tersulit, Jangan Berhenti
Apa yang membedakan mereka yang berhasil dengan yang gagal?
Yaitu pada keputusan untuk menyerah atau melanjutkan perjuangan. Ketika
seseorang memutuskan untuk berhenti, dia sudah kalah mutlak. Namun ketika
seseorang memutuskan tak pernah menyerah maka kemenangan sudah ada dalam
genggamannya. Mana yang akan kau pilih?
Ingatlah selalu bahwa semakin pekat malam maka semakin dekat
ia dengan sinar pagi. Begitulah upaya menggapai asa. Ketika kau merasakan
kesulitan semakin menghimpit, maka di situlah keberhasilan menantimu. Jangan
pernah menyerah walaupun sebentar. Hadapilah bagaimanapun sulitnya. Rasa
sedihmu akan terbayar tuntas nantinya.
5.
Setelah semuanya kau lakukan, serahkan hasilnya pada pemilik kehidupan
Manusia punya kehendak mewujudkan keinginannya namun restu
Sang Maha Kuasa wajib kau genggam. Setelah upaya demi upaya kau lakukan,
langkah terakhir adalah menyerahkan semuanya kepada pemilik kehidupan. Dia lah
yang berkuasa atas segala sesuatu. Jika Dia menghendaki mimpimu menjadi nyata,
maka itu sangat mudah bagi-Nya. Namun ketika Dia tidak merestui, yakinlah bahwa
keputusan-Nya yang jauh lebih baik sedang menantimu. Dia sungguh mengetahui
hamba-Nya yang tak pernah lelah berusaha.
Sekarang lihatlah dirimu. Putuskan dengan baik mau
merealisasikan mimpi dan konsisten memantaskan diri ataukah berhenti pada
retorika soal impian? Semuanya tergantung padamu. Kau tak perlu bertanya apakah
impian itu nantinya berhasil kau genggam atau justru akan mencampakanmu. Namun
yang harus kau pastikan adalah apakah kau pantas mendapatkan impian tersebut?
Sebelum memulai perjalanan panjangmu dalam memantaskan diri,
ucapkan kutipan salah satu novel legendaris ini dalam benakmu..
“Kemudian yang kamu perlukan
hanyalah kaki yang akan melangkah lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih
banyak, mata yang akan melihat lebih lama, leher yang akan lebih sering
mendongak, tekad yang setebal baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras
serta mulut yang selalu berdoa.”
Maka
jalani kehidupan ini dengan program IDT (Iktiar, Doa, dan Tawakal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar