Bekerja
Untuk Hidup
Oleh:
Mas Jay
Bagi orang yang sudah bekerja,
waktunya seakan habis untuk bekerja. Bahkan ada sebagian orang yang harus
pindah tempat karena bekerja. Mereka rela tinggal di rumah kost, ‘oil rig’ di
tengah laut, gubuk di tengah hutan, kamp di tengah padang pasir, ke luar negeri
dan lainnya. Mereka mau jauh dari orang-orang yang dicintai.
Yang tidak harus pindah tempat pun,
waktunya juga seakan habis untuk bekerja. Mereka harus berangkat saat pagi dan
pulang sudah larut malam. Berjuang melawan kemacetan untuk sampai kantor. Di
rumah mereka masih saja memikirkan pekerjaan. Bahkan masih bekerja dengan
melakukan ‘remote’ menggunakan piranti canggih masa kini.
Kalau sudah begini, alangkah sayang
kalau sudah mencurahkan banyak waktunya bekerja tapi tidak mempunyai filosofi
bekerja yang baik. Padahal bekerja sudah menjadi bagian dari hidup. Seakan
hidup hanya untuk bekerja. Padahal bekerja hanya untuk hidup kan?
Kerap kali bila saya ditanya hal
ini, maka jawaban saya adalah ‘Kerja 4 As’. Kerja 4 As ini adalah singkatan
dari kerja ikhlAs, tangkAs, cerdAs dan kerAs. Itulah filosofi bekerja saya.
1. Kerja Ikhlas
Urutan pertama yang melandasi saya bekerja adalah: ‘Kerja Ikhlas’. Ini yang penting. Ini seakan menjadi motor penggerak untuk bekerja. Orang mungkin bekerja karena uang, jabatan atau kekuasaan. Dan mereka dapat meraihnya.
Urutan pertama yang melandasi saya bekerja adalah: ‘Kerja Ikhlas’. Ini yang penting. Ini seakan menjadi motor penggerak untuk bekerja. Orang mungkin bekerja karena uang, jabatan atau kekuasaan. Dan mereka dapat meraihnya.
Tapi saat meraihnya banyak
mengalami kendala, motivasi seperti ini tidak membuat semangat yang terus menyala-nyala.
Ini bisa kerap membuat frustasi, putus asa dan kosong. Dan saat sudah
mendapatkannya, juga kerap mengalami rasa kosong. Padahal sudah mengorbankan
segalanya.
Dengan kerja ikhlas, niat bekerja
adalah ibadah. Semua diserahkan pada Tuhan. Dan berharap balasan hanya dari
Tuhan. Dengan ini dia akan lebih menikmati pekerjaan. Tidak peduli hambatan dan
balasan dari orang lain.
Motivasi seperti ini seakan menjadi
mesin yang terus menyala-nyala. Tidak merasa lelah, tapi tetap dapat menikmati
hidup. Membuat dirinya tetap berbahagis. Dan dampak lainnya adalah tetap meraih
hasil lainnya seperti uang, jabatan atau kekuasaan. Ini tidak terkadi kalau
niatnya dibalik.
2. Kerja Tangkas
Saat sudah memilih pekerjaan, harusnya terus meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, ketangkasan atau ‘skill’ terkait pekerjaannya. Seorang teman mengeluh bagaimana pembantu rumah tangganya meski sudah bertahun-tahun memasak tetap tidak enak.
Saat sudah memilih pekerjaan, harusnya terus meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, ketangkasan atau ‘skill’ terkait pekerjaannya. Seorang teman mengeluh bagaimana pembantu rumah tangganya meski sudah bertahun-tahun memasak tetap tidak enak.
Ini karena prinsip pembantu rumah
tangga teman saya ini, memasak hanya bagian dari pekerjaan. Menyelesaikan
pekerjaan. Harusnya dia banyak membaca resep di buku dan majalah, melihat
tayangan memasak di TV, melakukan ekeperimen atau aktif di forum atau bertanya
jawab dengan lainnya bagaimana meningkatkan kualitas masakannya.
Demikian juga orang bekerja.
Harusnya banyak membaca buku atau majalah terkait pekerjaanya, belajar dari
senior, belajar dari orang lain, ikut seminar/workshop bahkan kalau perlu ikut
kursus atau kuliah lagi. Ini semua tujuannya untuk meningkatkan ketangkasannya
saat bekerja. Kalau tangkas, dia bisa menyelesaikan pekerjaan lebih cepat,
lebih bagus dan lebih banyak.
3. Kerja Cerdas
Saat pekerjaan menumpuk namun ‘resources’ (sumber daya) terbatas, maka saatnya bekerja dengan cerdas. Yakni bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada seoptimal mungkin. Mau melakukan terobosan-terobosan, memanfaatkan piranti canggih dan mengajak tim yang solid. Dengan kerja cerdas, untuk mencapai sebuah hasil hanya sedikit mengeluarkan sumber daya yang dimiliki.
Saat pekerjaan menumpuk namun ‘resources’ (sumber daya) terbatas, maka saatnya bekerja dengan cerdas. Yakni bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada seoptimal mungkin. Mau melakukan terobosan-terobosan, memanfaatkan piranti canggih dan mengajak tim yang solid. Dengan kerja cerdas, untuk mencapai sebuah hasil hanya sedikit mengeluarkan sumber daya yang dimiliki.
4. Kerja Keras
Kerja keras tetap butuh. Tentu berbeda hasilnya bagi orang yang bekerja lebih keras, lebih lama dan lebih gigih. Hasil yang didapat pasti lebih banyak. Namun bekerja keras sekalipun tetap harus mengukur kemampuan tubuh. Tubuh tetap punya hak atas tubuhnya. Kerja keras terus menerus, kerja lembur terus menerus, dalam jangka panjang tidaklah baik. Yang baik adalah membagi waktu kita menjadi 3 sama porsinya. Satu untuk bekerja, satu untuk kepentingan diri dan orang lain serta satu untuk istirahat.
Kerja keras tetap butuh. Tentu berbeda hasilnya bagi orang yang bekerja lebih keras, lebih lama dan lebih gigih. Hasil yang didapat pasti lebih banyak. Namun bekerja keras sekalipun tetap harus mengukur kemampuan tubuh. Tubuh tetap punya hak atas tubuhnya. Kerja keras terus menerus, kerja lembur terus menerus, dalam jangka panjang tidaklah baik. Yang baik adalah membagi waktu kita menjadi 3 sama porsinya. Satu untuk bekerja, satu untuk kepentingan diri dan orang lain serta satu untuk istirahat.
Bila kita sudah menggunakan
filosofi tersebut, maka hidup kita lebih bermakna, lebih berbahagia namun tetap
mencapai apa yang diinginkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar